Kamis, 25 Desember 2014

Tidak Punya Internet alias Ora Due Internet

Paijo adalah lulusan SMA suatu daerah di Jawa Tengah. Ingin mengadu nasib di Jakarta. Tidak tanggung-tanggung, dia mengajukan lamaran via pos ke Istana Negara, untuk jabatan sebagai OB (Office Boy atau pembantu umum). Paijo berfikir, rata-rata rekannya merantau menjadi buruh bangunan, pembantu rumah tangga, atau pedagang. Bagaimana kalau dia membuat suatu perbedaan, bekerja di Istana Negara walau sebagai Office Boy.
Beberapa minngu kemudian, dia menerima panggilan untuk mengikuti assesment center dan wawancara di Istana Negara. Penandatanganan surat tersebut tidak tanggung-tanggung, Kepala Rumah Tangga Kepresidenan. Bukan main senangnya hati Paijo, bahkan tetangga sekampunya turut senang. Sebelum berangkat mengadu nasib, Paijo dan keluarganya mengadakan syukuran untuk memberangkatkannya.
Hari yang ditunggu-tunggu untuk tes pun tiba. Dengan menggunakan setelan batik Paijo dengan tenang melangkah masuk ke Istana Negara sambil membawa surat panggilan. Seluruh tes dilakukannya dengan penuh antusias dan bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu. Bahkan ketika di tes masalah ketrampilan, dia pun sudah terbiasa dengan lincah dan antusias. Pada waktu wawancara, Kepala Rumah Tangga Kepresidenan bertanya tentang motivasi dan bagaimana cara kerja di Istana Negara yang serba protokuler dan High Computerized (serba menggunakan teknologi komputer yang canggih). Serba komputer ini yang ternyata membuat Paijo ciut, karena dia tidak bisa mengoprasikan komputer apalagi internet. Maklumlah, di desanya belum masuk akses internet apalagi Wi-Fi. Sang Kepala mengatakan, "Baik, Paijo, hasl tesmu sangat memuaskan dan Anda masuk dalam rata-rata orang yang akan diterima. Namun, sayang sekali Anda tidak bisa internet dan mengoprasikan kompter. Saran saya, Anda silahkan belajar dahulu selama 3 bulan, lalu datang kemari. Kita lihat apakah masih ada formasi untuk Anda. Namun demikian Anda tetap prioritas yang akan diterima, Terima Kasih." Hancurlah harapan Paijo untuk bekerja di Istana Presiden. Mana mungkin ia bisa belajar apalagi membeli komputer selama tiga bulan, karena uang dikantongya saja tinggal Rp. 70 Ribu.
Namun Paijo tidak patah semangat. Keesokan harinya dengan semangat yang tinggi dia mencoba memenihi kualifikasi Istana Negara untuk melek kompter. Paijo pun mulai memutar otaknya bagaimana mengembangkan uang Rp. 70 Ribu yang dimilikinya. Lalu, dengan uang tersebut dia membeli tomat segar dan dijual dari rumah ke rumah setelah dibungkus-bungkus kecil. Sore hari penjuala tomatnya laris dan dia memperoleh keuntungan hampir 50 persen. Sebagian keuntungan dipergunakan untuk makan dan keperluan pribadi. Habislah kira-kira Rp. 30 ribu, jadi masih ada sisa. Sisa tersebut keesokan harinya dibelikan lagi dengan jumlah yang lebih banyak tentunya, dan habis juga dengan keuntungan yang lebih besar. Demikian seterusnya hingga uangnya berlipat-lipat, dan bisa membeli sebah komputer yang murah. Uniknya dari gaya Paijo ini, berapapun keuntungan yang diperoleh, pengeluaran harianya tetep sama, Rp. 30 Ribu (Sementara kebanyakan orang, semakin besar keuntungan semakin besar pula pengeluarannya).
Tiga bulan telah berlalu, namun Paijo semakin asyik dengan bisnis tomatnya, hingga dia lupa untuk memenuhi panggilan dari Istana Negara untuk yang kedua kalinya. Sementara itu, kini, bisnis tomatnya terus berkembang dan dia sudah menjadi pemasok utama untuk daerah tertentu di Ibukota. Lama-kelamaan, dia sudah "menguasai" seluruh Jakarta untuk urusan tomat. Mobilnya sudah lebih dari lima buah, rumahya di daerah elit, tidak kalah dengan para manager yang bekerja di bilangan utama Jakarta. Istri yang dengan setia pun sengaja diambilnya dari mapung halamannya.
Ketika Paijo diundang di sebuah seminar keweirausahaan, dia ditanya rahasia suksesnya sebagai pengusaha tomat. Paijo pun menjawab dengan enteng, "Jangan kecewa kalau tidak bisa atau tidak punya internet. Kalau saya sudah punya internet ketika itu, mungkin saya tidak disini,bahkan tetap menjadi office boy!"
Apa yang membedakan Paijo? Jawabannya sederhana, yakni SIKAP (attitude) dan cara pandang terhadap suatu masaalah. Sikap adalah kecenderungan untuk bertingkah laku dan kebiasaan pikiran. Jadi bila kita ingin mengubah sikap, maka kita harus mengubah pola pikir kita terlebih dahulu. Paijo telah mengubah pola pkirnya ketika dihadapkan pada sebuah pilihan: Pulang kampung karena tidak punya internet atau tetap bertahan utuk kehidupan yang lebih baik. Dan, pilihannya menentukan sikapnya tehadap kesuksesan. Itu sebabnya seorang Sufi pernah berkata, "Kita adalah seperti apa yang kita pikirkan, bukan seperti penampilan luar kita".
Paul J. Mayer mengatakan SIKAP berorintasi pada tiga bidang, yakni pikiran, perkataan, dan tingkah laku. Apa yang memenuhi pikiran kita akan diubah menjadi kata-kata yang diucapkan, kemudian kata-kata akan melahirkan tindakan. Tindakan akan membentuk kebiasaan. Lalu, kebiasaan akan menuai karakter. Karakterlah yang akan memberikan kontribusi yang tidak kecil untuk melahirkan kesuksesan masa depan.
Oleh karena itu, langkah pertama yang sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan, Mengutip John C. Maxwell, adalah Kuasailah Pikiranmu.  Bagaimana konsep berfikir seseorang dipengaruhi oleh "makanan" yang masuk sehari-harinya kedalam pikiran? Jendela untuk memasukkan makanan tersebut sangat mudah dan selalu terbuka atau lupa ditutup oleh pemiliknya, yakni dari melihat (mata) dan mendengar (telinga). Apa yang didengar dan dilihat sehari-hari akan menentukan bagaimana pola pikir kita sesungguhnya. Pola pikir itu akan menentukan self talk Anda, yakni bagaimana kita berbicara kepada diri sendiri ketika menghadapi masalah. Sebagai contoh, ketika kita mengatakan : saya tidak bisa, saya sudah pensiun, saya wong ndeso, atau mana mungkin bisa bersaing, dan sebainya. Maka dengan pola pikir yang berbeda (berdasarkan infomasi makanan yang masuk setiap hari), kata-kata negatif diatas dapat diganti dengan: "bersama sang pencipta, pasti saya bisa, masalah ini tetap lebih kecil dibanding dengan respon saya, kesuksesan saya tidak ditentukan oleh "backing" namun oleh kemauan, dan sebagainya. Self Talk yang demikian tentu akan melahirkan semangat untuk melewati setiap rintangan menghadapi kesuksesan.
Anda tidak punya "internet" (Kompetensi, Jabatan, Harta, Fasilitas, dan sebagianya). Jangan khawatir, hinga saat ini Anda masih punya SIKAP, ingatlah bahwa hidup adalah PILIHAN. Pilihan kecil yang kita jumpai setiap harinya mungkin tampaknya sepele, tetapi pilihan itu juga dapat mempunyai potensi yang paling besar bagi masa depan kita.


#ParlindunganMarpaung "1/2 Pecah 1/2 Utuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Langsing dan Cantik

Untuk mengetahui informasi tentang berbagai tips pengelolaan berat badan dan tips cantik, berkunjunglah ke http://kakdidik.blogspot.co.id/